Minggu, 03 Mei 2020

Pengaruh Antioksidan BHT (Butil Hidroksi Toluena) Terhadap Ketengikan Lemak atau Minyak


Pengaruh Antioksidan BHT (Butil Hidroksi Toluena) Terhadap Ketengikan Lemak atau Minyak
            Minyak dan lemak merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan karbohidrat dan protein. Minyak dan lemak termasuk sebagai senyawa yang disebut lipida, yang umumnya sama-sama mempunyai sifat tidak larut air.            
Mengapa terjadi ketengikan lemak atau minyak?
            Setelah pemakaian berulang-ulang dengan waktu yang cukup lama akan mengakibatkan peningkatan bilangan peroksida yang merupakan parameter dari ketengikan. Timbulnya bau dan rasa tengik pada lemak atau minyak atau yang disebut sebagai proses ketengikan merupakan kerusakan utama pada lemak atau minyak yang disebabkan oleh adanya reaksi oksidasi radikal bebas asam lemak tidak jenuh dalam minyak. Dimana oksidasi ini dimulai dengan adanya pembentukan radikal-radikal bebas yang disebabkan oleh faktor sinar, panas dan logam berat.
Bagaimana peranan antioksidan BHT (Butil Hidroksi Toluena) dalam lemak atau minyak?
         Menurut peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2013 tentang batas maksimum penggunaan bahan tambahan pangan antioksidan, jumlah BHT yang dapat digunakan tiap hari per kg berat badan adalah 0-0,3 mg/kg berat badan.
BHT (Butil Hidroksi Toluena)
         Antioksidan merupakan salah satu senyawa yang dapat dimanfaatkan sebagai pencegah proses ketengikan pada lemak atau minyak karena dapat menghalangi proses oksidasi. Salah satunya yaitu antioksidan sintetik BHT (Butil Hidroksi Toluena) yang merupakan golongan antioksidan anti-oksigen yang berbentuk padat, berwarna putih dan berbau khas, yang memiliki sifat tidak larut dalam air tetapi mudah larut dalam etanol 95%, eter dan dalam minyak. Konsentrasi BHT (Butil Hidroksi Toluena) yang umum digunakan sebagai antioksidan yaitu 0,01% sampai 0,02% dimana apabila antioksidan ini digunakan melebihi konsentrasi yang baik untuk digunakan akan berdampak negatif bagi kesehatan manusia yang mengkonsumsi produk yang di tambahkan antioksidan tersebut.
Bagaimana mekanisme kerja BHT (Butil Hidroksi Toluena)?
            Mekanisme kerja dari antioksidan BHT (Butil Hidroksi Toluena) dalam menghambat radikal bebas memberikan atom hidrogen secara cepat kepada senyawa radikal, yang kemudian radikal antioksidan yang terbentuk segera berubah menjadi senyawa yang bersifat stabil. 
Penambahan BHT (Butil Hidroksi Toluena) pada minyak terbukti mampu menurunkan dan mencegah adanya kerusakan utama pada minyak yaitu ketengikan yang diakibatkan karena adanya oksidasi, akibat dari perlakuan atau penggunaan lemak minyak tersebut oleh sebab itu diberikan antioksidan BHT (Butil Hidroksi Toluena) yang termasuk golongan antioksidan anti-oksigen yang dapat menghaambat adanya kerusakan akibat proses oksidasi pada minyak. Penambahan antioksidan ini harus memenuhi beberapa syarat antara lain:
Struktur molekul BHT
1.      Tidak berbahaya bagi kesehatan
2.      Tidak menimbulkan warna yang tidak diinginkan
3.      Efektif pada konsentrasi rendah
4.      Larut dalam lemak
5.      Mudah didapat
6.      Harga ekonomis.
Penambahan antioksidan yang rendah terbukti hampir tidak dapat mencegah oksidasi pada lemak atau minyak karena pada penambahan BHT ((Butil Hidroksi Toluena) yang rendah akan menyeban.bkan naiknya angka peroksida sehingga tidak dapat menghambat reaksi oksidasi selama penyimpanan.
Sumber: